PSGA UNISNU AJAK DOSEN LAKUKAN PENGABDIAN DAN PENELITIAN BERBASIS GENDER

PSGA UNISNU AJAK DOSEN LAKUKAN PENGABDIAN DAN PENELITIAN BERBASIS GENDER

Unisnu Jepara-Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) melalui Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Unisnu Jepara bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unisnu Jepara adakan kegiatan workshop bertemakan “paradigma riset dan pengabdian berbasis gender”, kamis (16/3/23). Acara workshop ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting,  pukul 09:00 WIB sampai dengan pukul 15:00 WIB.

Kegiatan workshop riset dan pengabdian berbasis gender dihadiri oleh kepala LPPI, kepala LPPM, Kepala PSGA, dan peserta workshop dilingkup dosen, akademisi, mahasiswa, peneliti, dan aktifis gender.

Kegiatan workshop riset dan pengabdian berbasis gender PSGA Unisnu Jepara menghadirkan dua narasumber yaitu, Dr. Ir. Ariana Ina Restiani Hunga, M.Si., dari  Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah dan Elfa Murdiana, M.Hum., dari IAIN Metro Lampung. Kedua narasumber menyampaikan materi  pelatihan dan pengabdian berbasis gender tentang paradigma, metodologi, dan tahapan penelitian dan pengabdian gender di masyarakat.

Drs. Zainul Arifin MA, M.Hum., selaku kepala LPPI Unisnu Jepara dalam sambutanya menyampaikan, kondisi sosial masyarakat khususnya di Jepara, terjadi ketimpangan gender atau ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam aspek kehidupan, “masih banyak pekerja dari perempuan yang posisinya berada pada posisi paling dasar”, ujarnya. beliau menambahkan, harapanya dengan dilaksanakanya kegiatan workshop riset dan pengabdian berbasis gender di Unisnu Jepara, kedepanya dapat menjawab  problem atau masalah  berkaitan dengan isu gender di masyarakat, melalui penelitian dan pengabdian yang dilakukan oleh dosen Unisnu Jepara, “topik penelitian dan pengabdian berbasis gender di Unisnu Jepara adalah sesuatu yang baru, maka hal semacam itu perlu direspon. Kedepannya isu gender bisa menjadi obyek penelitian maupun pengabdian di masyarakat, dan ini perlu keberanian ”, imbuhnya.


Kepala PSGA Unisnu Jepara Santi Andriyani, S.Pd.I., M.Pd., selaku moderator pada acara workshop, menyampaikan pada mukadimahnya bahwa, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membumikan pemahaman kesetaraan dan keadilan gender melalui tri dharma perguruan tinggi, “saya melihat data di LPPM Unisnu Jepara tahun 2022 topik-topik hibah dari LPPM baik internal maupun eksternal, paling hanya satu atau dua yang masuk pada topik-topik gender”, ujarnya. Beliau menambahkan, masih kurangnya pemahaman civitas akademika tentang penelitian dan pengabdian berbasis gender di Unisnu Jepara, “selama ini workshop penelitian dan pengabdian yang dilakukan di Unisnu Jepara lebih kepada metodologi penelitian yang umum, sehingga anggapan riset dan pengabdian gender itu hanya untuk dosen dengan keahlian tertentu”. Imbuhnya.

Dr. Ir. Ariana Ina Restiani Hunga, M.Si., menyampaikan dalam pemaparan materinya berharap setelah pertemuan workshop, para peserta dapat memiliki paradigma kritis, sehingga memunculkan kerangka konseptual yakni konseptual positivistic atau sebaliknya, “setelah paradikma itu mesti diikuti oleh konsep, kemudian konsep itu akan diikuti oleh metodologi”, ujarnya. Beliau menambahkan, dalam penggunaan metodologi, seorang peneliti dapat menggunakan metodologi yang simple, “menggunakan metodologi yang simpel saja, yaitu bagaimana caranya penelitianya, tahap-tahapnya, agar peneliti dapat mengurai masalah dan peneliti bisa mencapai solusi”, imbuhnya.


Narasumber kedua disampaikan oleh Elfa Murdiana, M.Hum., menyampaikan Tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian) yang responsif gender merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dan tidak berdiri sendiri-sendiri. Ketiganya saling terkait dan menjadi kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan, “ketika kita ingin melakukan penelitian dan pengabdian berbasis gender harus ada tahapan, yakni temui dan kenali kategori konteks, analisis bentuk ketidak adilan gender, kenali resiko dan dampak, langkah intervensi, problem solving, dan rekomendasi”, ujarnya.

Acara workshop diakhiri dengan closing statement oleh moderator Santi Andriyani, S.Pd.I., M.Pd., bahwa penelitian dan pengabdian gender adalah cara untuk menciptakan keadilan gender didalam aspek kehidupan. 

Komentar



Berita Sejenis